PENGERTIAN BELAJAR: Manfaat, Tahapan, Teori, Ciri, Dan Jenis

Sudah tau seperti apa Pengertian Belajar itu? Pernahkah menanyakan diri Anda, “Kenapa kita harus belajar di sekolah? Bukankah belajar di sekolah itu membosankan?” atau mungkin Anda pernah mendengar pernyataan “Belajarlah dari pengalaman, bisa pengalaman sendiri bisa pengalaman orang lain”, dll.

Pertanyaan dan pernyataan ini membuat Anda seolah-olah tak pernah lepas dari proses kegiatan belajar. Sepenting apa belajar bagi kehidupan seseorang itu? Tentu untuk menjawab pertanyaan tersebut, Anda harus tahu terlebih dulu pengertian belajar.

Apa Itu Belajar?


Pengertian belajar

Apa itu belajar? Kata ini sering diucapkan, tapi kita belum tentu bisa memaknainya secara gamblang. Kegiatan ini bisa maksimal, jika seorang pembelajar memahami dengan benar arti kata ini. Meski begitu, seorang pengajar juga wajib paham dengan tujuan untuk mempersiapkan sekaligus mengembangkan cara / metode belajar yang sesuai dengan muridnya.

Pengertian belajar secara umum adalah proses kegiatan dasar (pokok) dalam setiap jenjang pendidikan, dimana seorang pembelajar (baca: murid) akan mendapatkan perubahan tingkah laku. Mulai dari pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya sebagai wujud hasil dari proses kegiatan belajarnya. Pada dasarnya, belajar bisa dilakukan dimanapun – sekolah, rumah, perpustakaan, museum, jalanan, hutan, dll.

Untuk lebih jelasnya, mari kita kupas satu persatu arti belajar menurut KBBI dan para ahli.

Pengertian Belajar Menurut KBBI


Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) definisi belajar adalah upaya atau usaha yang dilakukan seseorang demi bisa mendapatkan ilmu / kepandaian, berlatih, berubah tingkah laku, hingga tanggapan yang diakibatkan dari pengalaman.

Pengertian Belajar Menurut Para Ahli


Selain pengertian dari KBBI, belajar juga banyak didefinisikan sejumlah pakar pendidikan baik lokal maupun dunia. Kami merujuk 10 ahli untuk mendefinisikan sebagai berikut:

1. M. Sobry Sutikno mengungkapkan bahwa kegiatan belajar merupakan proses usaha seseorang yang mengakibatkan terjadi perubahan (secara sengaja) baru dari pengalaman sendiri dalam hubungannya dengan lingkungan sekitar.

2. ‌Thursan Hakim menyatakan bahwa kegiatan belajar merupakan proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang dengan hasil meningkatnya kualitas serta kuantitas tingkah lakunya.

3. ‌Skinner menyatakan bahwa kegiatan belajar memiliki opini lainnya tentang definisi belajar, yaitu proses perubahan tingkah laku seseorang secara progresif. ‌

4. C.T. Morgan menyatakan bahwa kegiatan perubahan dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat dari pengalamannya.

5. ‌Hilgard & Bowee menyatakan bahwa kegiatan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu berdasarkan pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi tersebut.

6. Winkel menyatakan bahwa kegiatan belajar merupakan seluruh kegiatan jiwa dan raga yang berlangsung dari dalam hubungan aktif di lingkungan. Hasil akhir dari kegiatan jiwa dan raga ini kemudian menghasilkan perubahan-perubahan pemahaman.

7. Ernest R. Hilgard menyatakan bahwa kegiatan belajar merupakan proses kegiatan yang dilakukan secara sengaja. Dari proses ini kemudian menghasilkan perubahan, dimana keadaannya berbeda. Perubahannya bersifat tetap (takkan kembali pada kondisi semula).

8. Gagne menyatakan bahwa kegiatan belajar merupakan sejenis perubahan yang ditunjukkan dengan berubahnya perilaku. Keadaannya tidak sama sebelum maupun sesudah seorang pembelajar ini belajar. Pengalaman / latihan yang dilakukan terus-menerus memicu berbagai perubahan ini secara sadar.

Lihat juga:
Pengertian Akuntansi
Pengertian Hukum

9. Moh. Surya menyatakan bahwa kegiatan belajar merupakan proses upaya dari seorang pembelajar agar mendapatkan perubahan perilaku baru secara keseluruhan. Perubahan ini didapat dari pengalaman individu ketika berhubungan dengan lingkungannya. Dalam kata lain, belajar sama dengan berubahnya dari dalam diri individual.

10. James O. Whittaker menyatakan bahwa pengertian belajar merupakan proses memunculkan perilaku dari semua kondisi / situasi yang ada di sekeliling seorang pembelajar. Sedangkan, pada proses belajar - mengajar terdapat seperangkat tindakan yang memang dikhususkan untuk menyokong proses kegiatan belajar tersebut.

Manfaat Kegiatan Belajar



Seperti disebutkan sebelumnya, belajar merupakan proses kegiatan yang bertujuan agar seorang pembelajar mendapatkan hasil di bagian akhir. Untuk itu, pada bagian ini, kita akan mengupas mengenai tujuan dari belajar itu sendiri, antara lain:

1. Mendapat Pengetahuan dan Berkembangnya Kemampuan Berpikir


Bagian akhir dari kegiatan belajar adalah bertambahnya pengetahuan seorang pembelajar. Selain itu, pertambahan pengetahuan ini akan diiringi dengan perkembangan kemampuan berpikirnya. Kedua hal ini tak bisa dipisahkan satu dengan lainnya, jika dalam proses kegiatan belajar dilakukan secara benar.

2. Mendapat Keterampilan


Hal lain yang akan didapatkan seorang pembelajar dalam proses belajar adalah mendapatkan keterampilan. Ada dua hal keterampilan yang bisa dimiliki, yaitu keterampilan rohani dan jasmani. Tentu saja, seorang pembelajar yang satu dan lainnya tidak bisa mendapatkannya sekali belajar. Karena kedua keterampilan ini memerlukan proses dalam mendapatkannya – seperti: kreativitas, kemampuan berpikir, serta penghayatan.

3. Membentuk Sikap


Belajar juga akan membentuk sikap seorang pembelajar. Tentu saja, saat proses belajar dilakukan, maka harus diiringi dengan penanaman nilai. Ketika seorang pembelajar menangkap nilai ini, maka akan melahirkan kesadaran pada dirinya.

Seorang pengajar wajib melakukan pendekatan secara bijak dan kehati-hatian. Ia wajib menjadi contoh bagi para pembelajar dan cakap memberi motivasi dan pengarahan.

4 Tahapan Belajar


Seorang pembelajar akan melewati empat tahapan dalam kegiatan belajarnya. Keempat tahapan belajar itu antara lain: inkompetensi bawah sadar, inkompetensi sadar, kompetensi sadar, dan kompetensi bawah sadar.

Berikut penjelasan masing-masing dari 4 tahap belajar tersebut, yaitu:

Inkompetensi Bawah Sadar

Pada tahapan ini, seorang pembelajar tidak sadar jika dirinya tidak tahu. Ia tidak tahu kalau nyatanya tidak tahu apa-apa. Pengetahuan, keterampilan, serta pengalamannya terbatas. Itu kenapa mereka lebih cenderung berani ambil risiko. Umumnya, anak-anak muda yang biasa terjebak dalam tahapan ini.

Contohnya adalah keadaan pikiran seorang anak kecil yang belum bisa membaca dan menulis. Mereka sama sekali tidak sadar jika tidak bisa membaca. Mereka bisa menyebutkan segala sesuatu, tapi ucapan itu mengikuti dari ucapan orang lain dan bukan dari bacaan atau tulisan.

Inkompetensi Sadar

Pada tahapan ini, seorang pembelajar sudah menyadari jika dirinya tidak tahu. Disini, ia akan mengaku jika dirinya tidak tahu dan menerima ketidaktahuannya.

Kompetensi Sadar

Pada tahap ini, seorang pembelajar mulai memiliki kemampuan hasil kegiatan belajarnya. Tapi, tindakannya belum berjalan secara otomatis.

Segala sesuatu yang dilakukannya didasarkan atas pengetahuan yang dimilikinya. Dengan begitu, setiap keputusan dari tindakannya dilakukannya dengan kesadaran penuh. Ia sudah mempertimbangkan semuanya, tapi lambat mengambil semua keputusan dan tindakan.

Kompetensi Bawah Sadar

Pada tahap ini, seorang pembelajar sudah menjadi expert (ahli) dari pengetahuan yang dimilikinya. Dalam tahap ini, ia lebih sering mengandalkan intuisinya, seolah-olah keputusannya tidak dilakukannya secara sadar.

Lihat juga:
Pengertian Narkoba
Pengertian Kewirausahaan

Padahal bukan begitu yang sebenarnya. Ia melakukan segala sesuatu berdasarkan pengetahuan disertai pengalaman yang dimilikinya setelah melakukan hal yang sama berulang-ulang dalam jangka waktu lama.

Ciri-ciri Hasil Belajar

Kegiatan belajar seorang pembelajar dapat diamati dari luar. Namun proses yang terjadi ketika belajar dilakukan sama sekali tidak dapat diamati atau diukur siapapun. Hal yang bisa dilakukan untuk membuktikan apakah seorang pembelajar berhasil atau tidak dalam kegiatan belajar dapat terlihat berdasarkan hasil belajar.

Berikut ciri-ciri hasil belajar yang berhasil dilakukan, yaitu:
  1. Perubahan perilaku seorang pembelajar, mulai dari perubahan kognitif, psikomotor, afektif, dan gabungan semuanya. Perubahan ini ada yang bisa diamati secara langsung, dan ada yang tidak bisa diamati.
  2. Perubahan perilaku yang disebabkan hasil kegiatan belajar sifatnya permanen (tetap). Tidak bisa diubah lagi dari tahu menjadi tidak tahu.
  3. Perubahan perilaku seorang pembelajar yang tidak masuk ke dalam hasil kegiatan belajar adalah mukjizat, penyakit, rusaknya fisik, kematangan, pertumbuhan, hipnosa, dll.
  4. Perubahan perilaku seorang pembelajar juga bisa diakibatkan dari hasil belajarnya dari interaksi sosial (lingkungan).
Di samping, ciri-ciri hasil belajar secara umum di atas, seorang pakar pendidikan bernama Slameto juga mengungkapkan ciri-ciri hasil belajarnya, yaitu:
  1. Perubahan dilakukan dengan sadar
  2. Perubahan bersifat permanen dan fungsional
  3. Perubahan harusnya bersifat aktif dan positif
  4. Perubahan mempunyai tujuan yang terarah
  5. Perubahan mencakup berbagai aspek perilaku individu
Pakar pendidikan lainnya, Dimyati serta Mudjiyono, mengungkapkan setidaknya ada 9 ciri-ciri hasil belajar, antara lain:
  1. Pelaku belajar merupakan hasil dari tindakan pembelajar.
  2. Belajar bertujuan mendapatkan hasil belajar dan pengalaman hidup.
  3. Proses belajar dilakukan di dalam internal diri pembelajar.
  4. Belajar bisa dilakukan di sembarang tempat – rumah, sekolah, perpustakaan, jalanan, dll.
  5. Belajar dilakukan sepanjang masa.
  6. Belajar bisa dilakukan ketika pembelajar termotivasi dari kebutuhan akan pengertian belajar. 
  7. Proses belajar dikatakan sukses apabila pembelajar mampu memecahkan permasalahan.
  8. Belajar bermanfaat meningkatkan martabat.
  9. Hasil belajar merupakan imbas pengajar dan pengajaran.
Motivasi Belajar

Setelah mengetahui pengertian belajar, hal yang dibutuhkan seorang pembelajar bukanlah pengetahuan yang dimilikinya, melainkan semangat yang ada dari dalam dirinya. Itulah modal kuat, atau bisa disebut juga dengan istilah motivasi belajar. Dengan menambahkan suntikan motivasi dalam kegiatan belajar, maka seorang pembelajar akan mendapat hasil maksimal.

Motivasi ini bisa didapatkan melalui dua cara. Pertama, motivasi yang terbentuk secara alami. Kedua, motivasi yang terbentuk akibat dorongan dari luar. Tentu saja, motivasi pertama merupakan cara terbaik untuk memompa semangat belajar seorang pembelajar. Karena ia memiliki kesadaran tentang penting belajar.

Namun, motivasi kedua pun tidak kalah bagusnya untuk memompa semangat. Hanya saja, yang patut diwaspadai adalah ketika pemompa semangat dari luar ini hilang, maka bisa jadi semangat seorang pembelajar akan kembali turun.

4 Teori Belajar Populer


Teori belajar bermanfaat agar seorang pembelajar mendapatkan hasil yang optimal dalam proses belajarnya. Para ahli pendidikan telah mengemukakan beberapa teori belajar.

Teori-teori belajar tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Untuk mencapai hasil optimal, maka segi positif dari teori-teori belajar ini perlu dikombinasikan. Ada empat teori belajar yang cukup populer, yaitu: behavioristik, konstruktivistik, kognitif, dan humanistik.

Lihat juga:
Pengertian Negara
Pengertian Puisi

1. Teori Belajar Behavioristik

Pengertian belajar teori behavioristik adalah kegiatan belajar merupakan perubahan tingkah laku akibat dari hubungan antara pengajar dan pembelajar. Seseorang dianggap telah berhasil belajar jika perilakunya telah berubah.

2. Teori Belajar Kontruktivistik

Pengertian belajar konstruktivisme adalah kegiatan belajar yang dilakukan secara aktif. Seorang pembelajar mencari sendiri segala sesuatunya – mulai dari pengetahuan, makna, dan menyimpulkannya. Kemudian, ia menyinkronkan dengan pengetahuan barunya dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.

Dalam prosesnya, belajar dengan teori belajar ini lebih memberikan kesempatan pada pembelajar untuk mengungkapkan gagasannya. Harapannya, pembelajar menjadi imajinatif, kreatif, sekaligus mampu menciptakan kondisi belajar yang kondusif.

3. Teori Belajar Kognitif

Pengertian belajar kognitif adalah kegiatan belajar yang tidak sekadar melibatkan pengajar dan pembelajar. Hal yang dikedepankan teori ini lebih pada pemahaman dan perspektif yang didapatkan seorang pembelajar sebagai hasil belajarnya, terutama tentang tujuan belajarnya.

Dalam teori ini, belajar lebih ditekankan tentang pentingnya proses internal belajarnya daripada hasilnya. Proses belajar ini meliputi, ingatan, emosi, informasi, dan aspek yang berhubungan dengan mental lainnya.

4. Teori Belajar Humanistik

Pengertian belajar humanistik adalah kegiatan belajar yang dimulai serta ditujukan untuk memanusiakan manusia. Sifat teori humanistik itu abstrak. Itulah kenapa teori ini lebih dekat dengan filsafat, psikoterapi, atau teori kepribadian dibandingkan analisa psikologi belajar.

Dalam teori ini, isi pelajaran jauh lebih diutamakan dibandingkan proses belajarnya. Kebanyakan hal yang dibicarakan adalah konsep belajar yang bisa membentuk manusia “sempurna” dan proses belajar yang ideal.

Jenis-jenis Belajar



Dalam proses kegiatan belajar, dikenal beberapa jenis metode belajar. Ada 8 jenis kegiatan belajar yang dibagi berdasarkan cara atau metodenya. Apa saja itu?

Rasional | Adapun pengertian belajar rasional yaitu metode kegiatan belajar dengan memakai kemampuan berpikir logis (rasional) ketika memecahkan sebuah permasalahan. Dengan belajar rasional, harapannya seorang pembelajar akan bisa memecahkan berbagai masalah sekalian solusinya. Tentu dengan pertimbangan sistematis dan logis.

Abstrak | Jenis belajar abstrak merupakan metode kegiatan belajar dengan memakai kemampuan berpikir abstrak (imajiner) ketika memecahkan sebuah permasalahan yang tidak nyata. Disini, akal, prinsip, dan konsep memainkan peran penting. Contoh jenis belajar ini adalah kosmografi, matematika, kimia, tauhid, astronomi, filsafat, dll.

Keterampilan | Jenis belajar keterampilan merupakan metode kegiatan belajar memakai kemampuan motorik tubuh – otot dan urat – ketika ingin menguasai keterampilan secara fisik. Kesinambungan dan keteraturan sangat penting dalam jenis belajar ini. Contoh jenis belajar ini adalah olahraga, melukis, menjahit, dll.

Sosial | Sementara itu, pengertian belajar sosial adalah metode kegiatan belajar untuk memecahkan permasalahan dengan tindakan sosial. Contohnya kasus sahabat, organisasi, keluarga, dll.

Kebiasaan | Jenis belajar kebiasaan merupakan metode kegiatan belajar supaya seorang pembelajar terbentuk (terbiasakan) arah yang positif sesuai kebutuhan. Contoh jenis belajar ini misalnya bangun pagi, menggosok gigi sebelum tidur, dll.

Apresiasi | Jenis pengertian belajar apresiasi merupakan metode kegiatan belajar meningkatkan kemampuan menimbang arti, nilai, atau rasa dari sesuatu. Dengan demikian seorang pembelajar bisa menaksir arti, nilai, atau rasa dari subjek tertentu. Contoh hasil jenis belajar apresiasi adalah apresiasi karya sastra, apresiasi lukisan, apresiasi musik, apresiasi terhadap bangunan tertentu, dll.

Pengetahuan | Jenis belajar pengetahuan adalah metode kegiatan belajar menguasai materi lewat berbagai eksperimen dan investigasi. Tujuan jenis belajar ini adalah individu mendapatkan atau menambahkan pemahaman serta informasi atas pengetahuan rumit. Sehingga membutuhkan kekhususan ketika mempelajarinya. Contoh jenis belajar ini adalah penelitian dan memakai peralatan lab.

Pemecahan Masalah | Jenis pengertian belajar pemecahan masalah adalah metode kegiatan belajar memakai kemampuan berpikir secara sistematis dan teliti atau melakukan pendekatan dari bidang ilmiah tertentu ketika memecahkan sebuah permasalahan. Disini, seorang pembelajar membutuhkan kemampuan konsep, prinsip, dan generalisasi.

Demikian artikel singkat yang membahas pengertian belajar, manfaat belajar, tahapan belajar, teori belajar, ciri-ciri dan jenis belajar. Semoga bisa menambah wawasan Anda. Terimakasih!

Artikel lainnya:
Pengertian Teknologi
Pengertian Seni
Pengertian Filsafat
Pengertian Negara